Jumat, 07 Februari 2014

.

ok pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang dewa kehidupan. Kalian tahu dewa kehidupan itu siapa? Dewa kehidupan adalah sosok seorang figur dan imam dalam suatu keluarga. Nah,sekarang sudah tahu siapa dewa kehidupan itu?. Yaps, tepat sekali. Dewa kehidupan adalah julukan teristimewa untuk seorang ayah :).
Disini saya akan menceritakan tentang sebuah kisah nyata.
Ada sebuah keluarga yang tinggal di suatu perkotaan. Julukan untuk kota itu adalah kota wali. Yang laki-laki  keturunan dari keluarga yang kaya dan yang perempuan adalah keturunan dari keluarga yang miskin. Laki-laki tersebut gagah mirip seperti seorang TNI dan yang perempuan ini merupakan gadis desa yang diberi julukan "kembang desa" dikampungnya tentunya.
Mereka awalnya tidak saling mengenal dan awal pertemuan mereka itu ketika pemilihan kuwu. Mereka saling jatuh hati. Istilah anak jaman sekarang mah cinta pada pandangan pertama :D.
Ah tapi mereka tidak selebay anak jaman sekarang ya,, mereka sudah melupakan peristiwa itu dan menjalani kehidupan seperti sedia kala.
Hari berganti menjadi hari lalu menjadi bulan dan berkesinambungan menjadi tahun. Begitulah sejatinya hidup. Memang jodoh tidak akan lari kemana. Meskipun sepasang muda-mudi ini berpisah dalam jarak yang jauh namun waktu akan membawa cinta yang sejati. Mereka bertemu kembali. Tentu saja, ini sudah merupakan skenario Tuhan.
Mereka memutuskan untuk menikah. Memang cinta tidak memandang status tentunya.
Namun dalam perjalanan mengarungi rumah tangga memang tidaklah mudah, banyak seli hambatan. Mungkin mereka diuji oleh Tuhan seberapa kuatnya diri mereka
Haii Haii kawan-kawan.... Semoga blog ini dapat bermanfaat untuk kalian yang membaca.
Maaf apabila blog saya ini tidak jelas. Mohon dimaafkan ya :)

Sabtu, 29 Juni 2013

Cinta yang Taknka Pernah Padam

Cinta yang Tak Pernah Padam
    Kupandangi langit yang bersinarkan sang fajar. Ku masih terpaku,menerawang jauh dibalik kaca jendela menunggu hujan menyapaku. Ada sesuatu yang menarikku untuk mengingat masa itu,tiga belas tahun silam. Tanpa kusadari,air mata ini berlinang tanpa mampu ku membendungnya kembali. Kuingin berlari mengejar sang hujan,menumpahkan semua bebanku bersamanya agar tak seorang pun yang menyadari bahwa ku sedang menangis                              
 “Fris.. frisca buka pintunya!” Nada ibu dengan tegas. Terdengar suara pintu diketuk. Lamunanku buyar.                 “Iya bu sebentar” balasku sembari menyeka air mata yang berlinang.     
  “Ada apa bu?”                                     
  “Kamu itu tuli atau pura-pura tuli?” Bentak ibu                  
 “Maaf bu,tadi Frisca lagi belajar.”                          
Dengan nada penuh amarah,ibu menjawab “Belajar? Emangnya dengan belajar kamu bisa menghasilkanbanyak uang apa!”                          
 “Ibu Frisca minta maaf”                              
 “Halah cukup. Ibu sudah muak mendengar ucapan kamu! Sekarang juga ibu minta kamu pergi dari rumah ini!”      “Tapi bu. Apa salah Frisca? Apa Bu? Kenapa setiap hari ibu marahin Frisca,udah tiga belas tahun ibu seperti ini. Kenapa bu?”Ucap Frisca dengan terbata-bata.          
 “Kamu mau tau salah kamu apa? Ibu tak menginginkan kehadiran kamu di dunia ini. Ibu nggak ingin kamu hadir!”                              
“kenapa bu? Kenapa?”                            
 “Ibu diperkosa dan ibu sangat membenci ayahmu yang tak bertanggung jawab itu. Ibu juga sangat membenci kehadiran kamu. Kamu itu nggak ada bedanya dengan ayah kamu. Pergi!!”  
 “Baiklah kalau itu mau ibu, Frisca akan pergi karena Frisca sayang ibu.”Isak tangis Frisca pecah tak terbendung lagi.
   Hari mulai larut,aku bagaikan kapas yang terbang tak tau arah tujuan. Akhirnya,aku memutuskan untuk menginap disekolahku “SMAN 3 BANDUNG”.
“Frisca? Astaga Frisca sahabat saya,ngapain kamu tidur disini? Ini koper siapa?” Ucap Silia terkejut.                     “Lia. Maaf udah bikin kamu terkejut,saya diusir dari rumah Li. Saya nggak tau mau kemana,terpaksa saya nginep disekolah.”                  
“Yaudah,sekarang kamu ganti baju dulu gih buru yang lain pada dateng.”          
“Siap bos.” Jawabku dengan penuh antusias.

Bel pulang sekolah berbunyi. Seketika itu juga, aku disuruh menghadap kepala sekolah.

“Assalamualaikum pak. Ada perlu apa dengan saya pak?”          
 “Waalaikumsalam Frisca. Bapak ingin menyampaikan kabar gembira untuk kamu. Selamat nak kamu diterima di perguruan tinggi Australia dan mendapatkan beasiswa.”                                       
 “serius pak?”                                            
“Iya nak bapak serius. Selamat ya, beritahukan kabar gembira ini ke oarang tua kamu?”
Orang tua? Ah tiba-tiba saja aku teringat ibu. Sedang apa ibu disana? Bagaimana kabar beliau? Sehatkah? Aku rindu ibu tapi aku terlalu takut untuk menemuinya.
           Hari ini aku berangkat untuk menggapai cita-citaku di Australia. Ibu selamat tinggal, maafin Frisca bu. Lima tahun sudah aku berada di Australia, kini aku telah menjadi desainer yang terkenal di tingkat Internasional. Namun, impian terbesarku yaitu mendapat pelukan hangat seorang ibu belum terlaksana. Selama aku berada di Australia, tanpa sepengetahuan ibu aku selalu mengirim uang untuk beliau.
    Hari ini aku ingin mengunjungi ibu apapun resikonya. Aku sudah berada di Bandung, di persimpangan jalan ini rumah nmasa kecilku berdiri dengan kokoh. Kaki ini mulai melangkah dan menyebrangi jalan raya. Saat itu pula, laju sepeda motor yang kencang menghampiriku dan aku dikerumuni banyak orang. Aku merasakan detak jantung ini melemah,darah berceceran dimana-mana,isi tasku berhamburan entah kemana. Tuhan telah memanggilku,kini aku telah terbang ke surga.                        
Diantara kerumunan,ibu mendesak-desak untuk melihat siapaka yang kecelakaan.      
“Minggir-minggir,emangnya siapa sih yang kecelakaan. Heboh banget.”Ibu terkejut mendapati mayat yang tergeletak tak bernyawa adalah Frisca. Ibu mendapati sepucuk kertas yang terletak tak jauh dari tubuh Frisca. Lalu perlahan ibu mulai membacanya.
    Dear Diary,  
Untuk ibuku yang tercinta                                    
Ibu apa kabar? Frisca kangen ibu,Frisca mau banget ketemu sama ibu. Ibu sekarang sehat kan? Frisca selalu berdo’a sama Allah supaya ibu dikasih kesehatan. Ibu gimana dengan kiriman uang dari Frisca? Maaf ya bu Frisca nggak kasih tau ibu kalau uang itu Frisca yang kirimin buat ibu. Ibu, sekarang Frisca diterima diperguruan tinggi Australia yang selama ini Frisca cita-citakan. Oh iya bu, sekarang Frisca udah jadi desainer yang terkenal. Ibu bangga kan? Tapi, impian yang paling besar buat Frisca yang sampe saat ini belum terwujud yaitu mendapat pelukan hangat dari ibu.

Linangan air mata bercucuran dari mata ibu. Dengan perasaan yang tak karuan,ibu memeluk jasad Frisca yang bercucuran darah dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.
“Fisca bangun nak bangun, buka mata kamu sayang. Ini ibu nak. Kamu mau dipeluk sama ibu? Sekarang ibu memeluk kamu nak,tapi buka mata kamu sayang. Ibu belum sanggup kehilangan kamu. Maafin ibu sayang, maafin ibu yang tak nggak pernah menganggap kamu. Makasih sayang atas kiriman uang dari kamu. Frisca kamu memang anak yang baik. Bangun sayang,buka mata kamu nak.”
Suasana disekeliling  seketika menjadi haru.